IDENTITAS BUKU
Judul
buku : Salah Asuhan
Pengarang : Abdoel Moeis
Penerbit : Balai Pustaka
Tebal : 262 halaman
ISBN : 978-979-407-064-2
KELEBIHAN
1.
Novel Salah
Asuhan banyak mengandung nilai-nilai moral
2.
Banyak karakter
tokoh sehingga membuat pembaca tidak jenuh
3.
Terdapat
gambar-gambar tokoh untuk mempertegas bacaan
4.
Desain sampul
menarik
KEKURANGAN
1.
Bahasa yang
digunakan sulit dipahami karena memang sastra klasik
2.
Ceritanya
terlalu berbelit-belit
KRITIK dan SARAN
1.
Ceritanya jangan
berbelit-belit namun jelas
2.
Banyak moral
yang tidak pantas dicontoh
SINOPSIS
Hanafi adalah
anak pribumi yang berasal dari Solok. Ia dari kecil sudah disekolahkan di
Betawi, ia anak tunggal dan ayahnya sudah meninggal. Setelah tamat sekolah ia
menjadi klerk di kantor Assisten Residen Solok dan akhirnya menjadi Komis.
Pergaulan Hanafi tidak lepas dari bangsa-bangsa Eropa sehingga gaya hidupnya
sangat kebarat-baratan. Bahkan, terkadang melebihi orang barat asli. Lalu ia jatuh
hati pada Corrie, gadis Indo yang tinggal di Solok. Namun Corrie menolak cinta
Hanafi karena tidak mungkin mereka bersatu dengan perbedaan budaya antara
bangsa Melayu dengan Eropa, lagipula ayah Corrie menentang jika Corrie menikah
dengan orang pribumi. Corrie kemudian pergi ke Betawi untuk menjauhi Hanafi,
Hanafi yang mengetahui hal itu langsung jatuh sakit selama 14 hari. Ibunya
membujuk untuk menikah dengan orang pribumi yaitu Rapiah. Mendengar hal itu
Hanafi sangat marah karena cintanya hanya untuk Corrie seorang. Namun karena
desakan ibunya, ia akhirnya terpaksa menerima perjodohan itu.
Selama 2 tahun pernikahan mereka dikaruniai seorang anak
bernama Syafei. Pernikahan yang tidak didasari cinta itu membuat rumah tangga
mereka tidak tentram. Hanafi sering menyakiti hati Rapiah, merah-marah dan
memaki-makinya hanya karena persoalan sepele. Suatu hari ibu Hanafi murka,
secara tidak sengaja ia menyumpahi anaknya. Tiba-tiba tangan Hanafi digigit
anjing gila dan harus dibawa ke Betawi untuk diobati. Ia merasa senang karena
di sana ia akan bertemu Corrie.
Sampai di Betawi ia bertemu dengan wanita yang
dirindukannya itu. Ia berusaha keras mendapatkan Corrie hingga ia rela berubah
kewarganegaraan Eropa. Setelah itu ia meminta agar Corrie bersedia bertunangan
dengannya. Akhirnya karena perasaan iba, ia terpaksa menerima permintaan
Hanafi. Sementara itu Rapiah tetap menunggu Hanafi di kampungnya meskipun ia
tahu bahwa Hanafi telah bertunangan dengan Corrie. Rumah tangga Corrie dan
Hanafi tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Dalam rumah tangga mereka tidak
ada ketentraman dan kedamaian. Sifat Hanafi sangat keterlaluan sampai-sampai menuduh
Corrie berzina dengan orang lain. Akhirnya Corrie pergi ke Semarang karena
sakit hati. Hanafi menyusulnya namun sampai di sana ia menerima kabar buruk
yakni Corrie masuk rumah sakit karena sakit kolera dan nyawanya tidak bisa
ditolong. Hanafi merasa sangat kehilangan dan akhirnya ia kembali ke Solok. Ia
hanya mengurung di kamar setiap harinya. Kemudian ia jatuh sakit karena menelan
sublimat terlalu banyak yang menyebabkan terus muntah darah dan meninggal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar